Posted by : Unknown Minggu, 02 Februari 2014

    Indonesia merupakan Negara kepulauan (Nusantara) terbesar di dunia, wilayahnya membentang dari sabang di ujung barat sampai merauke di ujung timur dengan luas pantai ± 99.093 km dan jumlah pulau mencapai 18.000 (National Geographic, 2013). Sebagai Negara kepualaun, Indonesia memiliki kekayaan bahari yang luar biasa melimpah, Lembaga konservasi lingkungan internasional WWF (world wide fund for nature) menempatkan perairan Indonesia kedalam kategori coral triangle atau segitiga terumbu karang, dimana sekitar 75% keanekaragaman terumbu karang dan 3000 spesies ikan dunia hidup didalamnya. Statistik ini tentu saja menjadi anugerah tersendiri karena dengan demikian Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar untuk menjadi Negara tujuan wisata bahari kelas dunia. 

    Akan tetapi kondisi ini tidak serta merta dirasakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pesisir yang notabene menggantungkan hidupnya dari kekayaan laut negara ini yang begitu mewah secara statistik. Bahkan masyarakat pesisir identik sekali dengan kemiskinan, ini adalah fenomena yang kontradiktif dan seharusnya tidak perlu terjadi jika kekayaan serta keindahan bahari negeri ini dapat termanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat secara nyata. 

     Satu potensi yang perlu dikembangkan dan mendapat perhatian adalah sektor pariwisata. Sector ini memiliki masa depan yang menjanjikan sekaligus sector paling efisien dalam pembangunan kelautan sehingga perlu untuk diprioritaskan. Selain itu sector pariwisata memiliki efek domino terhadap sector lain seperti ekonomi, lingkungan serta promosi budaya kepada dunia internasional. Akan tetapi, kenyataanya saat ini banyak spot wisata bahari yang kondisinya terbengkalai dan memprihatinkan, contohnya seperti semakin banyaknya ekosistem terumbu karang yang rusak akibat aktivitas penangkapan ikan yang menggunakan pukat harimau, selain itu juga aktivitas Overfishing yang masih marak ditemukan di perairan negeri ini sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem laut secara keseluruhan. Persoalan sampah juga masih sangat lazim dijumpai di hampir setiap lokasi wisata bahari dan pantai. Hilangnya ekosistem mangrove, banyaknya gubuk-gubuk kumuh serta buruknya infrastruktur adalah masalah lain penyebab tidak maksimalnya bisnis pariwisata sector bahari di negeri ini.

   Menyikapi hal tersebut, tidak bisa lantas kita menyalahkan pemerintah sebagai biang keladi. masyarakat juga mempunyai andil yang sama besarnya. Masalah sampah, rusaknya terumbu karang, menipisnya hutan mangrove adalah buah dari perilaku buruk masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, kesadaran untuk menjaga lingkungan agar potensi bahari negeri ini tetap lestari mutlak diperlukan dan harus benar-benar tertanam di hati masyarakat. Berangkat dari persoalan itu, Budaya konservasi menjadi satu hal yang harus ditanamkan sejak dini. Dan generasi muda adalah ujung tombaknya. Watak generasi muda yang penuh semangat, kreatifitas dan inovatif sangat diperlukan. Sejarah mencatat, Perubahan selalu datang dari generasi muda, tengok saja bagaimana pola pergaulan berubah sangat signifikan ketika mark zukenberg, sergey brin dan larry page membuat facebook dan google, dunia berubah karena mereka, kita tentu harus belajar dari sana. Founding father bangsa ini Ir. Soekarno bahkan pernah berujar “Berikan saya sepuluh pemuda maka akan saya guncangkan dunia”. Ini sudah cukup menjadi bukti jika peran pemuda sangat besar untuk sebuah perubahan.

    Persoalan selanjutnya adalah mampukah para pemuda mengemban amanah tersebut. Sedangkan realita mengatakan bahwa sebagian besar pemuda negeri ini sudah “kadung” acuh dengan persoalan bangsanya, bisa kita lihat dari banyak tontonan di televisi bagaimana generasi muda sudah teracuni budaya hedonis, konsumeris, populis dan semacamnya, memang tidak bisa di “generalisir” semuanya, tapi itu cukup merepresentasikan degradasi budaya yang dialami generasi muda saat ini. akan tetapi, sejatinya perubahan tidak perlu diawali dari banyaknya massa. Perubahan bisa kita lakukan secara bertahap mulai dari diri sendiri, orang-orang terdekat, komunitas sampai kemudian membesar dan massif di masyarakat. Sebagai generasi muda yang peduli, yang perlu dilakukan adalah memulai perubahan itu dari sekarang, memulainya dari diri sendiri kemudian menularkannya kepada orang lain. Saat ini banyak komunitas-komunitas yang concern pada isu konservasi lingkungan yang berasal dari para generasi muda. Sudah saatnya partisipasi mereka dioptimalkan. Saat ini pendekatan pembangunan sudah tidak jamannya lagi berpola top-down akan tetapi harus berbasis partisipasi dan kemitraan, dan generasi muda adalah mitra terbaik untuk memulai perubahan. Saatnya ditangan generasi muda Indonesia menjadi negara tujuan wisata bahari nomor satu di dunia.

Comments
1 Comments

{ 1 comments... read them below or add one }

Kue tar, buah kedondong. Jangan Lupa Tinggalin Komentar dong :D

Welcome to My Blog

Total Visitorz

Arsip Blog

Let's Go Blog

Let's Go Blog
Write Something in your life !

Followers

Tweetz

NetRangger. Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 2013 NetiXen Robotic Notes. Powered by Blogger - Designed by UchaNet-