Keutamaan Menghormati Orang Tua

Posted by : Unknown Jumat, 21 Juni 2013

Birrul Walidain merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak keapada orang tuanya, kebaikan tersebut mencangkup dzahairan wa batina dan hal tersebut didorong nilai-nilai fitrah manusia. Wajibatul walid (kewajiban orang tua) ialah mempersiapkan anak-anaknya agar berbakti kepadanya. Sabda Rasulullah bahwa Allah merahmati orang tua yang menolong anaknya untuk bisa berbakti kepada anaknya.

Keutamaan-keutamaan dari Birrul Wlidain :

1. Ahabul amli illahi ta’ala (amal yang paling di cintai oleh Allah SWT) Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan pleh Abdur Rahman Abdillah ibni Masud ra, Aku pernah bertanya Nabi SAW yakni amal apa yang paling dicintai disisi Allah ? Rasulullah bersabda Shalat tepat pada Waktunya . Kemudian aku tanya lagi, Apa lagi selain itu ?.. Jawab Rasulullah, Berbakti kepada kedua Orang tua. Ini dikisahkan bahwa Rasulullah pernah menolak salh seorang sahabat untuk berjihad dijalan Allah karena belum mendapat ridha orang tua. Akhirnya Rasulullah memperintahkan sahabat tersebut untuk segera pulang memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya.

2. Laisajaza an min waladin ila walidih (Bakti kepada orang tua bukanlah merupakan balas budi) Seorang anak tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tuanya. Sebagaimana dalam hadist “Tidak akan dapat membalas seorang anak kepada orang tuannya melainkan anak itu melainkan anak itu mendapatkan orang tuanya sebagai hamba sahaya lalu dia membelinya dan memerdekannya.

3. Al ummu hiya ahaqu suhbah (Prioritas untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat dari kedua orang tua ialah ibu). Dikisahkan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, Siapakah yang lebih berhak diantara manusia yang paling harus aku perlakukan secara baik ? “Rasulullah menjawab Ibumu”, bertanya lagi sahabat, Siapa lagi Rasulullah ? “jawab Rasulullah, Ibumu”, Siapa lagi Rasulullah ? “jawab Rasullah yang ketiga kalinya, Ibumu”, Bertanya lagi sahabat tersebut, Siapa lagi ? Barulah Rasullah menjawab Bapakmu. Dalam Qs Lukman : 31 Allah memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kapada kedua orang tuanya, terutama pada ibunya yang telah mengandung dan menyusuinya.

4. Makruman bi ibadatillah (Berbakti kepada orang tua dibarengi dengan beribadah kepada Allah SWT) Qs Isra :23, Allah memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya dan berbuat baik kepada kedua orangtuanya, melarang perkataan “ah” dan membentak kepada keduanya dan mewajibkan perkataan yang mulia. Ayat ini mengartikan bahwa berbakti kepada orang tua sama wajibnya dengan beribadah kepada Allah SWT.

Unsur-unsur Birrul Walidain :

Seorang anak ketika ingin berbakti kepada kedua orang tuanya harus bersikap atau berakhlak yang terkait dengan unsur –unsur Birrul Walidain. Jika unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi maka hukkul walidain (Durhaka kepada orang tua). Unsur-unsur Birrul Walidain sebagai berikut :

1. Al muhaqodhotu alal kaul, Seorang anak hendaknya menjaga dan memelihara lisannya dihadapan orang tua, terlebih bagi mereka yang sudah usia lanjut, jangan sampai perkataan atau perbuatanya menyinggung perasaan mereka, sebagaimanan yang dijelaskan Allah dalam surat Al Israa : 17

2. Khofdul Jannah, Sikap bahasa tubuh seorang anak tidak boleh membusungkan dada terhadap orang tua melainkan merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan mendoakan mereka agar keduanya dikasihi Allah SWT dalam Surat Al Israa : 24

3. Attoah Almshahabah, Akhlak seorang anak yang taat dan kedekatan serta keakraban terhadap orang tua. Walupun mungkin ketidaktaatan seorang anak kepada kedua orang tua kerena masalah syar’i (prinsip) tetapi sikap muhahabah (keakraban) tetap harus dilakukan karena itu merupakan hak orang tua, All menjelaskan dala Qs Lukman : 31.

4. Sabatulbirri bada wafatihima, tetap berkewajiban berbakti kepada kedua orang tua setelah keduanya meninggal dunia. Dalam surat An Najm : 39-41, bahwa Allah SWT memberikan kesempatan kepada orang tua yang meninggal dunia yang masih memiliki simpanan amal kebaikan yang dapat diperoleh dari anak-anaknya yang sholeh dan sholeha.

Ustad. Drs. Muhammad Said